Enter Your Slogan Here: Lorem Ipsum Semblar un Simplificat Quam un Skeptic!

Minggu, 07 November 2010

TOLONG MEREKA


KUNJUNGAN PRESIDEN: Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (dua kanan), bersama Ibu Ani Yudhoyono (kanan) di barak pengungsian di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Minggu (7/11). Preseiden SBY meminta agar pengungsi sabar pada situasi serba darurat hingga menunggu Merapi kembali pulih seperti semula.
Jakarta (SIB)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar semua pihak fokus pada tugas masing-masing dalam penanggulangan bencana Merapi. SBY pun memerintahkan agar para pejabat lebih sering berada di lapangan daripada sering-sering menemui dirinya.
“Jangan sering bertemu saya kalau bertugas, tapi banyaklah bertugas di lapangan. Saya bisa mandiri bersama tim saya dan semua harus fokus pada tugasnya,” ujar SBY dalam pembukaan rapat kabinet terbatas dengan agenda mendengarkan laporan dari BNPB atas pelaksanaan kegiatan tanggap darurat, di Gedung Agung, Jl Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (6/11).
Menurut SBY, semua pihak harus bekerja keras menangani bencana ini. Jangan hanya sibuk memberikan usul, kritik atau sibuk menggelar talkshow.
“Itu tidak akan menyelesaikan masalah jika semua tidak berkontribusi. Oleh karena itu jajaran BNPB, Pemda, Gubernur, Bupati, Walikota dan semua pihak harus menjalankan tugasnya sekuat tenaga,” tegasnya. Menurut SBY, dirinya memilih untuk berada di Yogyakarta untuk menangani hal ini. Selain agar memangkas jalur birokrasi, SBY pun ingin merasakan langsung penderitaan yang dialami rakyatnya.
“Saya tidak akan menambah instruksi lain kecuali memastikan apa yang telah saya perintahkan sebelumnya. Baik di nasional maupun di daerah apakah sungguh dilaksanakan,” terang dia.
Menurutnya, ada beberapa instruksi yang sudah dilakukan. Ada yang sedang dilakukan dan ada yang masih membutuhkan waktu untuk diselesaikan. SBY mengaku memaklumi kendala di lapangan.
“Saya sungguh mengerti karena begitulah penanganan bencana,” ujar SBY.
Pengungsi di magelang membengkak 60 ribu, Terancam Kelaparan
Letusan gunung Merapi menyebabkan jumlah pengungsi di Magelang membengkak mencapai 60 ribu. Akibatnya muncul banyak barak atau tempat pengungsian ‘dadakan’ di beberapa kantong pengungsian sehingga pengungsi terancam kelaparan. Ironisnya, barak dadakan ini tidak masuk data, mengakibatkan ratusan pengungsi di beberapa kantong pengungsian terancam kelaparan karena tidak mendapat jatah logistik dari pemerintah atau Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jateng.
Fakta itu muncul Sabtu (6/11) saat rombongan DPR Komisi VIII melakukan sidak dalam rangka orientasi lapangan untuk persiapan kerja pembentukan posko penanggulangan bencana Merapi Jateng dan Yogyakarta. Sebanyak 500 pengungsi di SMK Marsudirini di Jl Sleko, Kecamatan Muntilan, sampai saat ini tidak masuk daftar pengungsian. Di pengungsian yang berada di radius 18 kilometer ini banyak kebutuhan yang belum terpenuhi di antaranya selimut, air, alas tidur dan alat bermain untuk anak. Bahkan ada seorang ibu-ibu manula dan balita dalam kondisi sakit belum mendapatkan pelayanan dan perawatan kesehatan.
“Tak seharusnya ada diskriminasi pengungsi yang terdata dan pengungsi yang tidak terdata. Kondisinya darurat, jangan membeda-bedakan. Kasihan, kalau pengungsi mati bagaimana?” kata Ketua Komisi VIII DPR, Abdul Kadir Karding kepada detikcom di sela-sela kedatangannya di tempat pengungsian ‘dadakan’ itu.
Derita yang dirasakan pengungsi langsung diluapkan oleh empat orang ibu-ibu manula dengan tangisan saat Abdul Kadir Karding, Ina Amania (Fraksi PDI-P) dan Oheo Sinapoi (F-Golkar) mengajak dialog mereka. Suasana ini membuat ketua dan anggota DPR itu mengelus dada dan menggeleng-gelengkan kepala.”Saya akan memastikan ke pemerintah untuk menjamin logistik mereka, terutama barak yang tidak terdata. Kalau belum terdaftar ya didaftar jangan sampai muncul istilah ‘pengungsian liar’. Itu tidak betul!” tegas Karding.
Anggota Komisi VIII DPR RI Oheo Sinapoi memastikan, keberadaan pengungsi di barak ‘dadakan’ ini tidak terpantau. Pasalnya, kantong pengungsian di SMK Marsudirini itu berada di radius 17 km. “Masak jarak aman radius minimal 20 kilometer. Posko ini ada di radius 17 km. Ini kan sudah tidak terpantau oleh BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),” kata Oheo. Oheo menegaskan, perlu adanya pemantauan yang jeli yang dilakukan BNPB, terutama masalah jaminan keamanan para pengungsi. “Tidak hanya satu dua nyawa saja yang harus diselamatkan, tapi pengungsi sudah mencapai ribuan,” imbuh Ohio. Kondisi serupa juga terjadi di pengungsian di Aula Darul Arqom, Aisyiyah-Muhammadiyah di Desa Kendal Growong, Kecamatan Muntilan, Magelang. Di pengungsian itu, sebanyak 450 orang mengungsi di radius 22 km dari puncak Merapi.
Ratusan pengungsi dari Desa Banyudono itu juga terancam kelaparan karena tidak masuk dan terdaftar didata pengungsian BNPB atau BPBD Jateng. Widoyo(42) Kepala Dusun Surobandan, Desa Banyudono, sekaligus koordinator pengungsian menyatakan sudah selama tiga hari ini pengungsi sama sekali tidak mendapat logistik dari pemerintah.
“Kita makan biasanya sehari sekali dari sumbangan dari warga sekitar yang peduli dengan keberadaan pengungsi di aula ini,” kata Widoyo. Selain itu, di pengungsian ini tidak ada dapur umum dan logistik yang tersedia yang merupakan jatah dari pemerintah melalui BNPB atau BPBD. Keberadaan 3 mandi cuci kakus (MCK)-nya pun tidak seimbang dengan jumlah pengungsi.
Pengungsi Merapi Butuh Selimut, Perlengkapan Bayi & Baju Dalam
Pengungsi Merapi masih membutuhkan bantuan. Kebutuhan yang masih belum terpenuhi adalah selimut, makanan dan perlengkapan bayi serta pakaian dalam wanita.
Seperti di posko pengungsi DPRD Klaten, barang-barang tersebut sangat dibutuhkan.
“Di sini sangat dibutuhkan popok, vitamin, perlengkapan bayi, dan pakaian dalam wanita,” ujar petugas medis Posko Menwa di DPRD Klaten, Arum, kepada detikcom, Minggu (7/11).
Arum menambahkan selain barang-barang tersebut juga dibutuhkan sabun cuci baju dan sandal jepit.Dia menambahkan jumlah pengungsi di Posko tersebut 5.700 orang. Mereka adalah warga lereng Gunung Merapi dari Tegalmulyo dan Gempol.
“Dibutuhkan juga baju untuk anak usia 0-5 tahun. Jumlah bayi dan balita di sini ada 375,” terang dia. Sementara itu ratusan pengungsi yang berlokasi di depan Masjid Hidayatulloh, Mungkid, Magelang, juga terpaksa menahan dingin. Ada 115 kepala keluarga di posko ini. Namun selimut yang tersedia hanya 40 buah.
Pengungsi Merapi di Gelanggang UGM Mengeluh Pusing & Sakit Mata
Sekitar 550 orang pengungsi memadati area lapangan serbaguna yang ada di Gelanggang Mahasiswa UGM, Bulaksumur, Sleman, DIY. Para pengungsi ini mulai mengeluhkan pusing dan sakit mata.
Dari informasi yang dihimpun detikcom, data jumlah pengungsi di Gelanggang Mahasiswa tercatat sebanyak 550 orang. Para pengungsi ini sebagian besar berasal dari posko pengungsian Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Menurut pos kesehatan di posko ini, sebagian pengungsi mengeluhkan sakit mata dan pusing-pusing. “Sejauh ini sudah ada 20 orang memeriksakan kesehatan. Kebanyakan usia 50 tahun ke atas dan mayoritas ibu-ibu. Mereka mengeluhkan pusing dan sakit mata,” ujar salah seorang petugas pos kesehatan, Santi.
Selain itu, ada dua orang anak yang menderita sakit panas. Mereka adalah seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dan perempuan berusia 7 tahun.
Demi kenyamanan, ruangan untuk para pengungsi dibagi menjadi dua. Pertama, ruangan umum yang menempati sisi gelanggang sebelah selatan. Kedua, ruangan khusus untuk lansia, anak balita, ibu hamil dan orang sakit berada di sisi gelanggang sebelah utara.
Pantauan detikcom, ratusan pengungsi ini belum tampak memadati area Gelanggang Mahasiswa UGM. Mereka tampak duduk-duduk di atas tikar.
Sedangkan kondisi di luar posko, terpantau hujan abu sudah tak lagi turun. Namun angin yang lumayan kencang membuat abu setebal 1,5 cm berterbangan dan mengganggu pernapasan warga.
Sementara itu, menurut informasi dari seorang petugas di posko, jika posko pengungsian di Gelanggang Mahasiswa UGM ini sudah penuh oleh pengungsi, maka sebagian akan dipindah ke Gedung Purna Budaya (Pusat Kebudayaan Prof Koesnadi), yang terletak sekitar 500 meter di utara gelanggang. (detikcom/ r)

Senin, 25 Oktober 2010

Artikel

Harry Potter and the deathly hallows


Harry Potter memasuki umur 17 tahun
di mana ia mencapai umur kedewasaan secara dunia sihir.
Sebelum berumur 17 tahun, Harry masih terlindung dari Voldemort selama ia tinggal di rumah keluarga Dursley
yang memiliki pertalian darah dengannya.
Dengan memasuki umur kedewasaannya, mantera itu akan terangkat dengan sendirinya
dan mengharuskan Harry untuk melindungi dirinya sendiri.


Atas informasi dari Severus Snape, Lord Voldemort dan para pengikutnya mengetahui informasi
mengenai akan terangkatnya mantera perlindungan ini
dan berencana untuk menyergap Harry ketika ia akan meninggalkan rumah keluarga Dursley.
Voldemort juga sedang mencari tongkat sihir baru yang dapat mengatasi tongkat sihir Harry.
Sesaat sebelum mantera perlindungan Harry berakhir,keluarga Dursley diamankan ke tempat yang dirahasiakan,
dan beberapa anggota Orde Phoenix tiba untuk mengawal Harry ke tempat yang aman.
Enam orang menyamar sebagai Harry, tapi Harry yang asli ketahuan dalam perjalanan
dan diserang oleh Voldemort dan para Pelahap Mautnya.


Harry berhasil melarikan diri ke rumah keluarga Weasley, the Burrow,
tapi Hedwig dan Mad-Eye Moody terbunuh dalam pertempuran.
Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir Rufus Scrimgeour tiba di kediaman Weasley
dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka:
Deluminator untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan/menyalakan cahaya);
buku mengenai kisah anak-anak sihir untuk Hermione;
dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan Snitch pertama yang ditangkap Harry dalam pertandingan Quidditch pertamanya.


Namun demikian, pedang Gryffindor ditahan oleh Menteri Sihir,
karena kementerian berpendapat bahwa pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore.
Belakangan, dari Snitch itu muncul sebuah
petunjuk yang ditulis oleh Dumbledore: "Aku membuka pada penutup" (bahasa Inggris: "I open at the close").
Walaupun ketiganya belum dapat mengetahui mengapa Dumbledore meninggalkan masing-masing mereka benda-benda tersebut,
mereka mempercayai bahwa benda-benda itu dimaksudkan entah bagaimana untuk membantu mereka menemukan
horcrux-horcrux Voldemort.
Dalam resepsi pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour,
Patronus dari Kingsley Shacklebolt muncul dengan peringatan bahwa Kementerian Sihir telah jatuh
dan para Pelahap Maut sedang mendatangi mereka.


Harry, Ron, dan Hermione melarikan diri dengan berdisapparate,
dan akhirnya berlindung di markas besar Orde Phoenix yang telah ditinggalkan di Grimmauld Place nomor dua belas,
rumah yang diwarisi Harry dari Sirius Black.
Di rumah ini, Harry mendapati bahwa ternyata adik Sirius, Regulus yang tewas oleh Voldemort,
memiliki nama Regulus Arcturus Black yang berinisial sama dengan "R.A.B." yakni orang yang mengambil
Horcrux liontin Salazar Slytherin dari gua pinggir laut yang tersembunyi.
[HP6] Hermione teringat pernah melihat sebuah liontin di antara barang-barang milik Kreacher, peri rumah di tempat itu.
Kreacher merujuk Mundungus Fletcher yang mengakui telah mencuri liontin itu dari si peri rumah
dan menggunakannya untuk menyogok Dolores Umbridge.
Yakin bahwa liontin itu salah satu Horcrux yang sedang mereka cari,
ketiganya memasuki Kementerian Sihir menggunakan samaran Ramuan Polijus.
Mereka berhasil mengambil liontin itu dari leher Umbridge tanpa disadarinya,
tapi tempat persembunyian mereka di Grimmauld Place berhasil diketahui musuh.
Ketiga sahabat itu melarikan diri.


Mereka tidak berhasil membuka apalagi menghancurkan liontin itu,
dan bergantian memakai liontin itu untuk menjaganya.
Mereka juga berhasil mengetahui bahwa pedang "warisan Dumbledore" yang ditahan oleh kementerian
sebenarnya adalah pedang tiruan;
dan bahwa pedang Gryffindor yang aslilah yang dapat menghancurkan Horcrux-Horcrux itu.
Harry hendak mencari pedang itu, tapi Ron, yang khawatir akan keamanan keluarga
dan kecewa karena ternyata Harry tidak memiliki rencana apa pun dari Dumbledore, meninggalkan Harry dan Hermione.
Keduanya kemudian pergi ke Godric's Hollow untuk mencari pedang itu.
Di sana, mereka disergap oleh Voldemort dan Nagini.
Ketika mereka berhasil melarikan diri, Hermione tanpa sengaja mematahkan tongkat sihir Harry.
Di Hutan Dean, Harry melihat sebuah Patronus berbentuk Rusa betina di dekat tempat mereka berkemah.
Patronus itu membawanya ke sebuah kolam es berisikan pedang Gryffindor.
Ketika Harry berusaha untuk menyelam ke dalam kolam es untuk mengambil pedang tersebut,
Horcrux liontin yang dikenakannya tiba-tiba mengetat dan berusaha mencekik lehernya.
Ron, yang menggunakan Deluminator untuk mencari Harry dan Hermione, tiba dan berhasil menyelamatkan Harry
dari tenggelam di kolam itu, mengambil pedang, dan kemudian berhasil menghancurkan liontin itu.


Ron memperingatkan Harry dan Hermione bahwa nama Voldemort sekarang telah menjadi dimanterai Tabu -
sehingga orang yang berani menyebut nama itu akan menyebabkan tempatnya bersembunyi akan tersingkap.
Ketiga sahabat pergi mengunjungi Xenophilius Lovegood, ayah Luna, untuk menanyakan mengenai simbol
yang pernah mereka lihat digunakan oleh Xenophilius
dan simbol yang sama dengan simbol yang ada di buku anak-anak milik Hermione.
Lovegood menyatakan bahwa simbol itu adalah simbol dari Relikui Kematian (the Deathly Hallows),
tiga benda legendaris yang dapat menaklukkan kematian: Tongkat sihir Elder (Elder Wand),
Batu Kebangkitan (Resurrection Stone), dan Jubah Gaib. Ketika ditekan mengenai keberadaan Luna,
Lovegood mengakui bahwa para Pelahap Maut telah menculik putrinya;
dan bahwa ia juga telah memberitahu Kementerian Sihir
(yang telah dikontrol oleh para Pelahap Maut) mengenai keberadaan ketiganya; namun mereka berhasil melarikan diri.
Beberapa pemburu harta karun menangkap ketiganya di perkemahan mereka setelah Harry secara ceroboh menyebut nama Voldemort.


Mereka dipenjarakan di rumah keluarga Malfoy,
bersama-sama dengan Luna Lovegood, Dean Thomas, Ollivander si pembuat tongkat sihir, dan goblin Griphook.
Ketika menemukan pedang Gryffindor di antara milik mereka,
Bellatrix Lestrange mencurigai bahwa mereka telah mencuri masuk ke tempat penyimpanan miliknya di Bank Gringott.
Bellatrix menyiksa Hermione untuk mendapatkan informasi.
Dobby berapparate ke penjara bawah tanah tempat mereka semua disekap dan menyelamatkan mereka.
Petter Pettigrew turun ke bawah tanah untuk menyelidiki kegaduhan dan mencekik Harry,
yang mengingatkan bahwa Pettigrew berhutang nyawa kepadanya.
[HP3] Cengkeraman Pettigrew melemah, tangan peraknya terlepas dan mencekik tuannya sendiri sampai mati
sebagai balasan hutang nyawa itu.
Harry dan Ron berlarian menaiki tangga untuk menyelamatkan Hermione.
Ron melucuti Bellatrix sementara Harry mengalahkan dan mengambil tongkat sihir Draco.
Dobby muncul kembali dan mereka berempat berapparate ke rumah Bill dan Fleur Weasley.
Sesaat sebelum mereka menghilang, Bellatrix melemparkan pisau dan secara fatal menembus tubuh Dobby.
Di kediaman Bill, Ollivander membenarkan akan keberadaan Tongkat Elder itu.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebuah tongkat sihir dapat memilih untuk berganti ke tuan yang baru
jika pemiliknya dikalahkan atau dilucuti.
Tindakan Bellatrix meyakinkan ketiga sahabat itu bahwa ada Horcrux lain yang disembunyikan di lemari besi Lestrange.
Dengan bantuan Griphook, mereka memasuki Gringotts dan berhasil mengambil Horcrux yang lainnya, Piala Helga Hufflepuff.
Griphook mencuri pedang Gryffindor, karena menganggap bahwa pedang itu sesungguhnya adalah milik kaum Goblin,
dan ketiga sahabat berhasil melarikan Horcrux Piala itu.
Dengan kejadian ini, Voldemort, yang berhasil mencuri Tongkat Elder dari makam Dumbledore,
menyadari sepenuhnya bahwa Harry Potter dan sahabat-sahabatnya sedang mencari dan menghancurkan Horcrux-Horcruxnya.


Secara tidak sengaja, pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort yang mengungkapkan bahwa
ada satu lagi Horcrux yang disembunyikan di Hogwarts.
Harry segera menyadari bahwa Horcrux di Hogwarts ini adalah Mahkota Rowena Ravenclaw.
Di Hogsmeade, Aberforth Dumbledore membantu Harry, Ron, dan Hermione untuk menyelinap masuk ke Hogwarts.
Harry memperingatkan para staf pengajar Hogwarts bahwa Voldemort akan segera datang menyerbu.
Orde Phoenix, Laskar Dombledore, para pelajar, dan banyak alumni Hogwarts tiba di sana
ketika para pengikut Voldemort tiba menyerang.
Pertempuran ini memakan banyak korban, di antaranya adalah Fred Weasley, Remus Lupin, Nymphadora Tonks, dan Colin Creevey.
Sementara Harry mencari Horcrux Mahkota itu, Ron dan Hermione memasuki Kamar Rahasia untuk mengambil taring ular Basilisk yang dahulu dibunuh oleh Harry.
[HP2] Hermione menggunakan taring itu untuk menghancurkan Horcrux Piala Hufflepuff.
Dalam pencarian itu, Harry kemudian teringat bahwa ia pernah melihat Mahkota itu di Kamar Kebutuhan.
Di kamar itu, ketiganya diserang oleh Malfoy, Crabbe, dan Goyle. Crabbe mempergunakan mantera Fiendfyre yang sangat kuat yang malah membunuh dirinya sendiri tapi juga menghancurkan mahkota itu.
Pikiran Harry terhubung dengan pikiran Voldemort kembali, dan ketiganya segera pergi ke Shrieking Shack.
Mereka mendengar Voldemort memberitahu Snape bahwa Tongkat Elder tidak dapat digunakannya dengan baik dikarenakan Snape telah menjadi tuan atas Tongkat itu setelah Snape membunuh pemilik Tongkat itu sebelumnya, Albus Dumbledore.
[HP6] Voldemort yakin bahwa dengan membunuh Snape maka Tongkat itu akan menjadi miliknya seutuhnya.
Ia menyuruh Nagini untuk membunuh Snape, kemudian pergi ke Hogwarts.
Ketika Snape sedang jatuh sekarat, ia memberikan Harry memorinya.
Memori ini kemudian mengungkapkan bahwa Snape, sekalipun tidak sepenuhnya baik, adalah orang yang setia kepada Dumbledore, didorong oleh cinta seumur hidupnya kepada ibu Harry, Lily Potter.


Dumbledore, yang hidupnya sudah tidak lama lagi akibat kutukan yang mengenainya dari Horcrux Cincin Gaunt, telah menyuruh Snape untuk membunuh Dumbledore bila perlu, untuk melindungi peranan Snape dalam Orde Phoenix dan juga untuk menggantikan Draco Malfoy yang ditugasi Voldemort untuk membunuh kepala sekolahnya.
Adalah Snape juga yang mengirimkan Patronus Rusa betina yang mengantar Harry ke pedang Gryffindor.
Memori itu juga mengungkapkan bahwa Harry sendiri adalah Horcrux — Voldemort tidak akan dapat dibunuh selama Harry masih hidup.
Pasrah akan nasibnya, Harry pergi seorang diri ke Hutan Terlarang di mana Voldemort telah menunggu.
Dalam perjalan itu, Harry menemukan petunjuk dari Snitch, yang membuka dan di dalamnya terdapat Batu Kebangkitan.
Harry memanggil arwah dari orang tuanya, Sirius Black dan Remus Lupin, yang menenangkan dan menemaninya ke tempat Voldemort.
Ia kemudian membiarkan kutukan Voldemort, Avada Kedavra, mengenai dirinya. Harry terbangun di suatu tempat seperti di dunia lain dan tidak yakin apakah ia masih hidup atau sudah mati.
Albus Dumbledore muncul dan menjelaskan bahwa bagian jiwa Voldemort yang berada di dalam diri Harry telah dihancurkan oleh kutukan pembunuh itu.
Ia menjelaskan juga bahwa seperti Voldemort tidak dapat dibunuh sementara bagian jiwanya masih tersisa, maka Harry juga tidak dapat dibunuh sementara darahnya masih mengalir di tubuh Voldemort.
Harry, yang berhasil "mengalahkan maut" dengan menyatukan ketiga Relikui Kematian, mendapat pilihan untuk "meninggalkan dunia" atau kembali hidup di dunia.
Harry hidup kembali, tapi ia berpura-pura telah tewas. Voldemort menyuruh untuk membawa Harry ke Hogwarts sebagai tanda kemenangan.
Ketika pertempuran memanas kembali, Harry memakaikan dirinya sendiri Jubah Gaib. Neville menarik pedang Gryffindor dari Topi Seleksi dan berhasil memenggal kepala Nagini, menghancurkan Horcrux terakhir.
Penduduk desa Hogsmeade, para Centaurus dari hutan, dan para peri rumah Hogwarts ikut masuk dalam pertempuran melawan para Pelahap Maut, yang mulai berbalik kalah unggul dalam jumlah.
Di dalam puri, McGonagall, Kingsley, dan Slughorn berduel melawan Voldemort; sementara Ginny, Hermione, dan Luna melawan Bellatrix Lestrange.
Ketika sebuah kutukan pembunuh hampir mengenai Ginny, Molly Weasley terjun ke pertempuran, mendorong para gadis menjauh, dan dengan sengit bertempur dengan Bellatrix.
Ia berhasil membunuh Bellatrix dengan manteranya.
Harry menampakkan dirinya kembali dan menantang Voldemort.
Harry berhasil menyimpulkan bahwa Voldemort bukanlah pemilik sejati dari Tongkat Elder.
Ketika Draco Malfoy melucuti Dumbledore di Menara Astronomi, Draco tanpa sadar telah menjadi pemilik Tongkat Elder; dan ketika Harry belakangan merebut tongkat Draco, ia sendiri menjadi pemilik baru yang sejati dari Tongkat Elder.
Voldemort melemparkan Kutukan Pembunuh kepada Harry yang dilawan Harry dengan Mantera Pelucutan Senjata; namun Tongkat Elder melindungi tuannya sehingga kutukan Voldemort memantul dan berbalik membunuh Voldemort sendiri.
Setelah pertempuran berakhir, Harry mendatangi lukisan Dumbledore.


Ia memberitahu bahwa ia akan menyimpan Jubah Gaib itu, tapi untuk mencegah ketiga Relikui Kematian itu bersatu kembali, Batu Kebangkitan akan dibiarkan di tempat ia terjatuh di Hutan Terlarang, dan Tongkat Elder akan dikembalikan ke makam Dumbledore.
Jika Harry kelak meninggal tanpa terkalahkan, maka kekuatan Tongkat Elder akan padam seiring dengan kematiannya.
Lukisan Dumbledore menganggukkan persetujuannya. Sebelum menempatkan Tongkat Elder kembali ke makam itu, Harry mempergunakannya untuk memperbaiki tongkat sihirnya sendiri yang telah patah.
Sembilan belas tahun kemudian, Harry telah menikah dengan Ginny Weasley, dan mereka memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan Lily. Ron dan Hermione juga menikah dan memiliki dua anak, Rose dan Hugo.
Keluarga-keluarga itu bertemu di Stasiun King's Cross, di mana Albus akan memasuki tahun pertamanya bersekolah di Hogwarts.
James, anak pertama mereka, sudah bersekolah di Hogwarts, sementara Lily baru akan masuk ke Hogwarts dua tahun kemudian.


Anak baptis Harry yang berumur sembilan belas tahun, Teddy Lupin, ditemukan berciuman dengan Victoire Weasley (putri Bill dan Fleur) di salah satu kompartemen kereta.
Teddy tampaknya sangat dekat dengan keluarga Potter, dengan perkataan Harry, "Ia sudah datang untuk makan malam bersama empat kali seminggu."
Harry juga melihat Draco Malfoy dan istrinya bersama putra mereka, Scorpius.
Malfoy menganggukkan kepala singkat ke Harry, kemudian pergi.
Harry menenangkan Albus, yang khawatir akan masuk ke Slytherin.
Ia memberitahu bahwa Severus Snape, dari mana nama Severus diambil, adalah seorang Slytherin dan ia adalah orang yang paling berani yang pernah ditemuinya.
Harry juga membocorkan bahwa Topi Seleksi akan mengikuti pilihan seseorang.
Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi dan berteman baik dengan Harry.
Buku ini diakhiri dengan pengungkapan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi selama sembilan belas tahun sejak Pangeran Kegelapan dikalahkan, dan semuanya berjalan dengan baik.

sumber: Wikipedia

ikan purba di laut indonesia

Jenis ikan yang diduga telah punah 65 juta tahun yang lalu, ternyata masih berkembang di perairan Indonesia. Ikan dan foto ikan ini ditemukan di perairan Manado. Sebenarnya warga setempat telah lama mengenal ikan ini dengan sebutan ikan raja laut. Dan sebenarnya ikan ini mempunyai nama ilmiah Coelacanth, yang tadinya dianggap sudah punah lama. Foto ikan
Sebenarnya ikan purba ini telah dilaporkan pada tahun 1938. namun tidak di perairan Manado, tetapi di laut timur pantai Afrika Selatan. Seorang pelaut yang menemukan ikan aneh ini, lalu mengirimnya ke London untuk diteliti. Seorang kurator museum di East London, Marjorie Courtenay Latimer menyerahkan temuan ikan tersebut kepada ahli ikan dari Universitas Rhodes, Prof. J.L.B. Smith. Maka nama ikan purba ini diberi nama Latimeria chalumnae smith. foto ikan
Selang beberapa tahun, ikan purba ini banyak ditemukan di kepulauan Komoro, Samudera Hindia bagian barat. Penelitian lain menunjukkan ikan ini juga hidup di perairan Mozambique dan Madagaskar. Namun populasi terbanyak diperkirakan berada di perairan Kepulauan Komoro ini. Sehingga ikan ini pun dikenal dengan nama Coelacanth Komoro. foto ikan
Pada tahun 1998, di perairan Pulau Manado Tua, nelayan setempat menangkap ikan Raja Laut. Ikan ini diserahkan pada seorang peneliti Amerika yang berada di Manado, Mark Erdmann. Bersama-sama koleganya, R.L. Caldwell dan Moh. Kasim Moosa dari LIPI, mereka menuliskan di jurnal Nature, bahwa ikan Raja Laut ini adalah spesies Coelacanth, yang juga ditemukan di Kepulauan Komoro. Hal ini cukup mengagetkan dunia ilmu pengetahuan, mengingat jarak antara Kepulauan Komoro dan pulau Manado Tua cukup jauh (lebih dari 10.000 km). foto ikan.
Secara fisik ada perbedaan, warna ikan yang ditemukan di perairan Manado berwarna coklat. Sementara Coelacanth Komoro berwarna biru baja. Setelah lewat serangkaian tes, ditemukan bahwa ikan Raja Laut dari Manado ini bisa dikategorikan sebagai spesies yang berbeda dengan saudaranya yang di Kepulauan Komoro. Maka ikan Raja Laut ini pun diberi nama ilmiah Latimeria menadoensis, atau juga dikenal sebagai Coelacanth Sulawesi. foto ikan.
Diduga, ikan Coelancanth ini masih mungkin ditemukan di perairan lain, selain di Kepulauan Komoro, perairan Manado, maupun populasi kecil di perairan Mozambique, Madagaskar, dan Afrika Selatan. Mereka ini umumnya hidup di kedalaman laut , paling tidak 150-700 meter. Namun di Manado, pernah dilaporkan ikan Raja Laut ini berenang di permukaan. Dan pada bulan Mei 2007, dua orang nelayan menangkap kembali ikan Coelacanth ini, seberat 51 kg ketika ditangkap. Dan ikan tersebut diawetkan untuk keperluan penelitian. foto ikan
Jika ingin menyaksikan bagaimana wujud dan foto ikan purba ini, kita dapat menyaksikannya di Taman Impian Ancol, khususnya di SeaWorld. Di sini dipajang ikan ini (Latimeria menadoensis ) yang sudah dikeringkan/diawetkan.
sumber: www.biruvoice.com

Sabtu, 16 Oktober 2010

indah pada waktunya

                                                                                          MD
Aq minta pd Allah setangkai bunga segar, Dia beri aq kaktus berduri
Aq minta pd Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri q ulat berbulu
Aq sempat sedih, kecewa & protes
Btapa tak adilnya ini
Tapi,,,kemudian kaktus itu berbunga sangt indah skali
& ulatpun tumbuh & berubh mjdi kupu2 yg teramat cantik
Itulah jalan Allah
Indah pd wktunya
Allah tidak memberi apa yang qta harapkan,
Ttpi Allah membri apa yang qta perlukan
Walau kadang sedih, kcewa, terluka,
Tapi jauh diatas sgalanya, Dia sedng merajut yg terbaik utk qta

kerinduan

                                                   MD               
kerinduan itu memang menyesakkan hati
membutakan pikiran tuk berkarya
melumpuhkan semangat tuk menyongsong hari yang cerah
tapi,,,tanpa kerinduan,
p'cintaan itu umpama taman tak berbunga
sumur tak berair
langit tak berbintang
dan kata tanpa makna

hidup hanya 1 X

                                                                                  MD
Hidup thu tak pasti, ada saat dicintai, ada pula saat dibenci
kadang diharapkan, kadang tak diinginkan ,,
kita tak dapat memilih, coz slama kita hidup, hal baik dan buruk akn dilewati & kita takkan pernah tau kapan datangnya hal itu,
kita hanya bisa memaknai dan menjalani hidup sebijak mungkin, agar t'ada penyesalan , cz hidup hanya satu kali

Senin, 04 Oktober 2010

Puisi

"Tak Pernah Berlalu"                                 kenzt

Mungkin aku memang lemah
Mungkin aku tak pernah punyai lelah
Saat ku terdiam menangisi pergimu
Terus ku terpaku oleh harapan semu
Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis
T’lah cukup dalam hati ini kuiris
Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
Dengan ia yang mampu merasakannya
Namun cinta untukmu terus bertahan
Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?